”Nyata Kowe Wasis” SMPN 8 Menggaung di Festival Gangsa Dwipantara ISI Surakarta
Suparman,M.Pd. hari Selasa, 21 /11/23 mengirimkan beberapa siswa untuk mengikuti festival pentas karawitan SMP se-Soloraya dan komunitas di daerah Surakarta hingga Yogyakarta yang bertempat di Pendhapa Ageng GPH Djoyokusumo
ISI, Jebres, Surakarta, pada pukul 08.00 WIB – selesai.
Acara festival diawali dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya,
dilanjutkan dengan sambutan dari Kajur Karawitan, Dekan FSP, Rektor ISI
Surakarta, Kepala Dinas Pendidikan Surakarta yang diwakili oleh Kabid SMP Kota
Surakarta, Abi Satoto, S.Pd.,M.Si. Kegiatan selanjutnya pameran yang dimulai
dari SMPN 5, SMPN 8, SMPN 23, SMPN 21, SMPN 2, SMPN
1, SMPN 9, SMPN 24, SMPN 4, SMP Muh. 7 Surakarta sampai pukul 11.40 WIB.
Festival karawitan ini untuk memperingati disahkannya gamelan sebagai
warisan budaya tak benda oleh UNESCO. Sedangkan penyelenggara festival
karawitan Gangsa Dwipantara ini dilakukan oleh Himpunan Karawitan Institut Seni
Indonesia Surakarta (ISI), seperti yang tertulis dalam undangan dari Ketua
Jurusan Karawitan, Danis Sugiyanto, S.Sn., M.Hum.
Setelah Ishoma acara dilanjutkan dengan penampilan dari SMPN 14, SMPN 6, ISI
Yogyakarta, Daneswari Bali, Seblaka Sesuta, Swaga Yugama, SMKI Tanon, Akademi
Komunitas Negeri Seni dan Budaya Yogyakarta, pengumuman Nominasi dan ditutup
pada pukul 15.30 WIB.
Menurut Pendamping dari SMPN 8 Surakarta, Christina Endah
Setyowati, S.Pd. menampilkan lagu dolanan Batangan ”Nyata Kowe Wasis”. Bahwa
lagu dolanan “Nyata Kowe Wasis” merupakan cangkriman yang tergolong tembang
dolanan yang liriknya bebas tidak terikat guru wilangan/ jumlah suku kata dan
guru lagu/sajak akhir. Biasanya dinyanyikan dengan cara bermain, lalu
melontarkan teka-teki Jawa seperti yang tertulis dalam lirik lagu. Dalam lagu
yang digarap kali ini menceritakan tentang anak-anak yang sedang bermain
bersama. Permainan yang dimainkan ialah teka-teki (bedhekan), mereka saling
melontarkan teka-teki dan menjawabnya.Permainan ini mengajak anak untuk
berpikir dan mengembangkan kreativitas serta melakukan permainan yang
menyenangkan.
Dengan peserta sejumlah 22 anak antara lain Estu Unggul (Kendhang), Gafriela
Nathaniel P (Bonang Barung), Wida Putri Laksitaningrum (Bonang
Penerus/Swarawati), Citra Zahra ( Saron Penerus), Jonathan Pratama Putra
(Kethuk), Reihan Zahresa Aziz (Kempul/Gong), Yulia Listyaningsih (Kenong),
Syifa Airin Ramadhani (Saron 1), Lhutfi Siwi Wardana (Saron 2), Akhmad Vikar
(Demung), Reihan Putra Widodo (Slenthem)
Sedangkan Swarawati (Gendhis Wahyu P, Raissa Jasmine, Agata Angelica M,
Jenar Ayu Manggar, Aphroditta Helsa Christiani, Syifaa Aura H.W.), Penari (Anya
Fitriaa Salsabila, Dea Anatasya, Devi Novianti, Xaviera, Ananda Olivia Zizi),
Pelatih ( Indah Kusmiawati, Ketut Putri Handayani, Lambang Kukuh, Puspita Egha
Trisnawati, Tri Puji Rahayu Widya Ningrum).
Sebagai pendamping Christina Endah Setyowati, S.Pd. menyampaikan bahwa
sebelum tampil siswa tersebut melakukan
latihan di luar jam pelajaran 8 kali dan saat ekstrakurikuler 2 kali. Sudah
tidak bisa dipungkiri lagi bahwa sindhen atau penyanyi dalam karawitan itu
memang sudah sering tampil di acara yang lain bahkan ketika mengikuti lombapun
selalu menjadi juara. Misalnya Wida Putri Laksitaningrum pernah menjadi juara
pidato Bahasa Jawa, Pambiwara. Estu Unggul salah satunya pernah juara Dalang
Cilik. Raissa Jasmine juara Tari, Aphroditta Helsa Christiani juara 1 vokal,
Jenar Ayu Manggar juga pernah juara vokal.
Pengrawit juga sudah tidak diragukan lagi, penampilannya sungguh sangat memukau
bagi para penontonnya. Dengan menggunakan seragam batik sekolah ciri khas SMPN 8 Surakarta, mereka tampil luar
biasa. Semuanya semangat dengan tugas masing-masing sebagai penabuh
gamelan,begitu juga dengan penari dan penyanyinya.
Menurut Kepala SMPN 8 Surakarta, Triad Suparman, M.Pd.
bahwa dengan diadakannya festival Gangsa Dwipantara ini agar peserta
mendapatkan pengalaman baru dan dapat ilmu yang bisa digunakan untuk masa yang
akan datang. Juga menyampaikan apresiasinya menjadi peserta festival Gangsa
Dwipantara ini. Seni karawitan Jawa merupakan salah satu karya seni asli
masyarakat Indonesia. Melestarikan keberadaan seni karawitan Jawa khususnya.
Harapan Kepala SMPN 8 Surakarta, Triad Suparman, M.Pd.
kepada semua Siswa SMPN 8 Surakarta, khususnya pada
peserta festival untuk dapat melestarikan dan mengembangkan kesenian yang adi
luhung ini, agar tidak punah dan dapat diteruskan oleh anak cucu kita. Dengan
sering tampil akan semakin menumbuhkan kemauan kemampuan siswa dan diharapkan
dapat membangkitkan semangat generasi muda untuk mempelajari dan melestarikan
seni budaya khususnya karawitan.
Sie Publikasi SMPN 8 Surakarta: Dra. Sri Suprapti.
Komentar