Kompetensi Literasi dan Numerasi Hasilnya Tergolong Rendah, Ini Langkah Kemdikbudristek
Dec 16, 2023 | Blog, Pendidikan
Kompetensi Literasi dan Numerasi Tergolong Rendah, Ini Langkah
Kemdikbudristek – Dilansir dari laman kemdikbud.go.id, Kita
sebagai negara dengan sistem pendidikan terbesar ke-3 di Asia dan ke-4 terbesar
di dunia, negara Indonesia memiliki lebih dari 50 juta peserta didik, 3 juta
pendidik, dan 400 ribu sekolah. Merujuk data Rapor Pendidikan Indonesia pada
tahun 2023, sebanyak 61,53% peserta didik jenjang sekolah dasar, 59%
peserta didik jenjang sekolah menengah pertama, dan 49,26% peserta
didik jenjang sekolah menengah atas yang memiliki kompetensi literasi di atas
standar minimum. Ini berarti masih banyak peserta didik di Indonesia yang perlu
ditingkatkan kompetensi literasi dan numerasinya.
Untuk itu, Pelaksana tugas (Plt.) Direktorat Sekolah Menengah Pertama
(Direktorat SMP), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek), I Nyoman Rudi Kurniawan, mengatakan, perlu gerakan masif
dari berbagai pemangku kepentingan, baik dari pemerintah, pihak swasta, maupun
masyarakat, untuk menumbuhkan kebiasaan membaca dalam proses pembelajaran
peserta didik.
“Kecakapan literasi peserta didik di tingkat dasar perlu ditingkatkan
secara efektif melalui berbagai cara. Salah satunya membangun kolaborasi yang
kuat antarpemangku kepentingan,” ungkap I Nyoman, dalam sambutannya secara
virtual pada acara Gelar Wicara dengan tema “Daya Kolaborasi: Pemulihan
Pembelajaran melalui Penguatan Literasi”, di SMP Negeri 17 Kota Mataram, Rabu
(13/12/23).
Menurutnya, saat ini daya kolaborasi antarpemangku kepentingan dalam upaya
peningkatan literasi belum dimanfaatkan secara optimal. “Perlu kiranya, kepala
sekolah, pendidik, dan pihak lain mendapatkan inspirasi strategi menggelorakan
kolaborasi sebagai salah satu kekuatan untuk meningkatan literasi,” lanjutnya.
Beliau berharap, para pemangku kepentingan dapat memahami bagaimana cara
meningkatkan kerja sama dan kolaborasi dalam upaya meningkatkan literasi
peserta didik. “Semoga sahabat literasi, dapat menyebarluaskan semangat
perubahan ini di satuan kerja dan satuan pendidikan lainnya,” pungkas I Nyoman.
Dalam kesempatan tersebut, Asisten I Sekretaris Daerah Pemerintah Kota
Mataram, Lalu Martawang mengungkapkan, penguatan literasi di daerah sangat
dibutuhkan untuk mendukung pemulihan pembelajaran pascapandemi Covid-19. Oleh
sebab itu, beliau berharap melalui gelar wicara ini dapat menjadi pendorong
para pemangku kepentingan untuk menguatkan literasi peserta didik di Indonesia,
khususnya di Lombok.
“Saya harap melalui kegiatan ini, kita dapat menyamakan visi dalam
melakukan transformasi pendidikan, serta dapat memberikan pengetahuan terkait
strategi para pemangku kepentingan dalam membenahi literasi dan menyusun
rencana tindak lanjut untuk pemulihan komunitas belajar,” ungkap Martawang.
Sebagai upaya penguatan literasi di Kota Mataram, kata Martawang,
pemerintah kota akan membangun perpustakaan daerah di pintu masuk kota Mataram
atau di seputaran Tembolak Lingkar Selatan. “Ini bukti, bahwa Pemerintah Kota
Mataram secara serius memperhatikan literasi. Di samping itu, kita juga akan
menerapkan pojok baca di setiap sekolah,” tambah Martawang.
Perlu diketahui bersama bahwa SMPN 8 Surakarta dalam upaya penguatan literasi
ini sudah melakukan pembiasaan kepada peserta didik untuk membaca buku non
mapel pada 15 menit sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.
Pembiasaan ini biasanya diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia raya
dilanjutkan dengan lagu bertemakan penguatan karakter, kemudian do’a dan
dilanjutkan dengan kegiatan pembiasaan berupa literasi yang dimaksud.
Dalam upaya menguatkan literasi dan menumbuhkan minat baca, pada gelar
wicara ini, Kemendikbudristek secara simbolis menyerahkan buku fiksi dan ilmiah
kepada kepala sekolah SMP Negeri 17 Kota Mataram. Penyerahan buku ini merupakan
bagian dari program Kemendikbudristek dalam mendistribusikan 15 juta eksemplar
buku bacaan bermutu ke sekolah – sekolah di daerah 3T dan sekolah yang
memerlukan intervensi khusus.
“Kita distribusikan juga buku fiksi dan ilmiah ke sekolah-sekolah di
seluruh daerah di Indonesia. Harapannya dapat merangsang minat baca para
peserta didik khususnya di tingkat dasar. Pendidik juga harus menjadi contoh
literasi di lingkungan sekolah agar peserta didik tidak malas membaca,” pungkas
Analis Kebijakan pada Direktorat SMP, Suhartono Arham.
Komentar