SMPN 8 Solo – Kenapa Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional Diganti AN? – Peningkatan sistem evaluasi pendidikan adalah bagian dari kebijakan Merdeka Belajar yang juga didukung penuh oleh Presiden Jokowi. Tujuan utama evaluasi pendidikan adalah mendorong perbaikan mutu pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. Oleh sebab itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud ) mengundang stageholder untuk memberikan masukan terhadap rencana penerapan Asesmen Nasional pada 2021. Asesmen Nasional tidak hanya dirancang sebagai pengganti Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional, tetapi juga sebagai penanda perubahan paradigma tentang evaluasi pendidikan.
Apa itu Asesmen Nasional?
Asesmen Nasional yang selanjutnya disingkat AN adalah salah satu bentuk
evaluasi sistem pendidikan oleh Kementerian pada jenjang pendidikan dasar dan
pendidikan menengah. (Pasal 1 Ayat 1 Permendikbudristek 17 Tahun 2021)
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud ), Nadiem Anwar Makarim biasa
di sapa mas Menteri ini mengatakan bahwa perubahan mendasar pada Asesmen
Nasional adalah tidak lagi mengevaluasi capaian peserta didik secara individu,
akan tetapi mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input, proses,
dan hasil.
“ Potret layanan dan kinerja setiap sekolah dari hasil Asesmen Nasional ini
kemudian menjadi cermin untuk kita bersama – sama melakukan refleksi
mempercepat perbaikan mutu pendidikan Indonesia, ” ucap Mendikbud saat Webinar
Koordinasi Asesmen Nasional di Jakarta yang dihadiri oleh jajaran Dinas
Pendidikan dari seluruh Indonesia, dan perwakilan Kemenag, Lembaga Penjaminan
Mutu Pendidikan ( LPMP ), serta Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (
BP PAUD ) pada Selasa (06/10/20).
Asesmen Nasional 2021 adalah pemetaan mutu pendidikan pada seluruh sekolah,
madrasah, dan program keseteraan jenjang sekolah dasar dan menengah. Asesmen
Nasional terdiri dari tiga bagian, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM),
Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.
Apa tujuan dari Asesmen Nasional?
Mendikbud melanjutkan, AKM dirancang untuk mengukur capaian peserta didik
dari hasil belajar kognitif yaitu literasi dan numerasi. Kedua aspek kompetensi
minimum ini, menjadi syarat bagi peserta didik untuk berkontribusi di dalam
masyarakat, terlepas dari bidang kerja dan karier yang ingin mereka tekuni di
masa depan.
“Fokus pada kemampuan literasi dan numerasi tidak kemudian mengecilkan arti
penting mata pelajaran karena justru membantu murid mempelajari bidang ilmu
lain terutama untuk berpikir dan mencerna informasi dalam bentuk tertulis dan
dalam bantuk angka atau secara kuantitatif,” jelas Mendikbud.
Bagian ke 2 dari Asesmen Nasional adalah survei karakter yang dirancang
untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar sosial-emosional berupa
pilar karakter untuk mencetak Profil Pelajar Pancasila. “Beriman dan bertakwa
kepada Tuhan YME serta berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri,
bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif,” tutur Mendikbud.
Bagian ke 3 dari Asesmen Nasional adalah survei lingkungan belajar untuk mengevaluasi
dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah.
Asesmen Nasional pada tahun 2021 dilakukan sebagai pemetaan dasar (baseline)
dari kualitas pendidikan yang nyata di lapangan, sehingga tidak ada konsekuensi
bagi sekolah dan murid. “Hasil Asesmen Nasional tidak ada konsekuensinya buat
sekolah, hanya pemetaan agar tahu kondisi sebenarnya,” kata Mendikbud.
Mengapa perlu ada Asesmen Nasional?
Kemendikbud juga akan membantu sekolah dan dinas pendidikan dengan cara
menyediakan laporan hasil asesmen yang menjelaskan profil kekuatan dan area
perbaikan tiap sekolah dan daerah.
“Sangat penting dipahami terutama oleh guru, kepala sekolah, murid, dan
orang tua bahwa Asesmen Nasional untuk tahun 2021 tidak memerlukan
persiapan-persiapan khusus maupun tambahan yang justru akan menjadi beban
psikologis tersendiri. Tidak usah cemas, tidak perlu bimbel khusus demi Asesmen
Nasional,” kata Mendikbud.
Senada dengan Mendikbud, anggota Badan Standar Nasional Pendididikan ( BSNP
), periode 2019 – 2023, Doni Koesoema mengatakan Asesmen Nasional ini menjadi
salah satu alternatif transformasi pendidikan di tingkat sekolah untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran, pengajaran, dan lingkungan belajar di
satuan pendidikan.
“Melalui asesmen yang lebih berfokus, diharapkan perbaikan kualitas, layanan
pendidikan bisa semakin efektif. Dengan demikian Kepala Dinas harus memastikan
pelaksanaan Asesmen Nasional di daerah dengan memperhatikan kesiapan sarana
prasarana dan keselamatan peserta didik bila pandemi COVID – 19 di daerahnya
belum teratasi dengan baik” tutur Doni.
Untuk itu, Pemerintah mengajak semua para pemangku kepentingan untuk bersiap
dalam mendukung pelaksanaan Asesmen Nasional (AN) mulai tahun 2021 sebagai
bagian dari upaya peningkatan kualitas pendidikan Indonesia.
Komentar